Saya baru selesai menguji thesis mahasiswa S2. Kebetulan penelitiannya terkait dengan membuat aplikasi. Semuanya baik kecuali pada bagian pengujian. Kemarin juga ketika menguji ada masalah yang sama dengan pengujian. Nampaknya memang pengujian karya (ilmiah) memang masih belum dipahami.

Pengujian bisa kita bagi menjadi dua: (1) fungsional, dan (2) non-fungsional. Pengujian fungsional dilakukan untuk menguji apakah sistem / aplikasi / karya / ide sudah sesuai dengan fungsi yang diberikan. Sebagai contoh, kalau kita membuat sebuah sistem pendeteksi obyek (manusia, mobil, dll.) maka sistem harus kita uji apakah bisa mendeteksi obyek yang dimaksud.

Pengujian fungsional ini dimulai dengan menggunakan data (set) yang standar. Biasanya untuk aplikasi atau sistem tertentu ada kumpulan data (test cases) yang sudah dibuat untuk menguji fungsi tertentu. Penggunaan data yang standar ini memungkinkan kita untuk membandingkan ide / metoda / produk / karya kita dengan karya orang lain. Kalau di dunia image processing ada foto Lena, baboon, dan seterusnya. Di bidang lain tentunya ada data set yang standar juga.

Pengujian fungsional kemudian dapat dilakukan dengan data yang sesungguhnya, misalnya data di target evnvironment. Pengujian ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah sistem dapat digunakan (applied).

Pengujian non-fungsional antara lain yang terkait dengan kinerja (performance). Contohnya adalah seberapa lama waktu yang dibutuh untuk memproses data atau seberapa banyak data yang dapat diproses oleh aplikasi.

Demikianlah secara singkat mengenai pengujian. Jadi, lain kali saya menguji karya / tugas akhir / thesis / disertasi, Anda sudah tahu apa yang akan saya tanyakan :)