Kamis, 06 Januari 2011

Makan siang bersama malaikat

Makan siang bersama malaikat


Suatu hari ada seorang anak kecil yang ingin bertemu dengan malaikat. Dia tahu pasti suatu perjalanan yang jauh sekali untuk mencari tempatnya malaikat, maka dia mengepak tasnya dengan kue-kue, beberapa kaleng limun dan memulai perjalanannya.
Ketika dia telah melewati beberapa blok dari rumahnya, dia bertemu dengan seorang nenek yang sedang duduk di taman sambil melihat sekerumpun burung. Anak kecil itu duduk disebelah nenek tua itu. Ketika dia sedang mengambil kaleng limunnya, dia melihat nenek itu kelihatannya lapar, jadi dia menawarkan kuenya. Nenek itu tersenyum. Anak kecil itu begitu senangnya melihat senyum nenek itu, lalu dia memberikan limunnya dan nenek kembali tersenyum kepadanya.
Mereka duduk bersebelahan makan kue, tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. Ketika hari menjelang senja, anak itu lelah dan ingin pulang. Dia berdiri dan melangkah pulang. Baru dia beranjak beberapa langkah, dia berbalik dan memeluk si nenek dan dia mendapatkan senyum yang terindah dari apa yang anak ini pernah lihat.
Ketika anak itu sampai di rumah, ibunya kaget dengan senym yang ada di wajah anak itu dan bertanya, "kenapa kau begitu senang hari ini?" Anak itu menjawab, "saya makan siang dengan malaikat." Sebelum ibunya berkata apapun, dia menambahkan, "malaikat itu memiliki senyum yang terindah yang saya pernah lihat."
Saat yang sama si nenek kembali pulang dan ditanya oleh anaknya, "kenapa ibu begitu bahagia hari ini?" Ibu itu menjawab,"saya makan kueh bersama malaikat." Lalu si ibu melanjutkan, "taukah malaikat yang saya temui muda sekali."
Seringkali kita meremehkan artinya sebuah tepukan di bahu, senyum, kata-kata yang menguatkan, mendengar kesulitan orang lain, pujian tulus, perbuatan kepedulian dan semua itu yang membuat makna dalam hidup yang begitu singkat ini.