Senin, 19 Januari 2015

Jimmy Sun

Jimmy Sun

Link to Jimmy Sun

Selalu Tanyakan Obat Generik

Posted: 09 Jan 2015 06:13 AM PST

Beberapa hari yang lalu, ketika saya berobat di sebuah rumah sakit, dokter memberikan resep obat yang terdiri dari 2 macam antibiotik dan 2 macam obat anti mual, karena kedua antibiotik tersebut bisa menyebabkan mual. Keluar dari ruangan dokter lalu menuju ke bagian farmasi untuk menebus obat, saya kaget sekali ketika mendengar kasir farmasi menyebutkan angkat yang menurut saya fantastis untuk ukuran obat, yaitu Rp 4.090.000,-! Ya, empat juta lebih!

Saya kaget dan terdiam. Tampaknya si kasir bisa menebak apa yang saya pikirkan: mahal! Dan syukurlah kasir ini sangat baik hati. Dia bilang pada saya, “Sebenarnya ada yang generiknya sih pak.” Saya sedikit lega, lalu bertanya yang generik berapa harganya. Dia hitung-hitung sebentar, lalu mengatakan hal yang bikin saya tambah kaget: Rp 400.000,- an! Sebenarnya 400 ribu lebih sedikit tapi saya lupa angka pastinya. Gila kan, 10% nya saja obat generik itu.

Tapi lalu si kasir berkata lagi, “Tapi ini harus konfirmasi dokternya dulu ya, boleh atau tidak.” Saya tanya, “Fungsinya sama tidak sih?” Dia jawab, “Sama pak. Tapi tetap harus tanya dokter dulu.” Saya minta tolong dia untuk menghubungi dokternya, dan ternyata kata dokter boleh, tidak apa-apa pakai obat generik. Ya sudah, saya pakai obat generik saja dong kalau begitu.

Saya iseng bertanya lagi, itu obat yang non-generik perinciannya seperti apa. Ternyata 2 macam antibiotiknya harganya sekitar 2,7 juta, dan obat anti mualnya 1,3 juta-an. Bayangkan, obat anti mual saja 1,3 juta! Ampun.. Dan untuk yang obat generiknya, antibiotiknya hanya 200 ribuan, dan anti mualnya juga 200 ribuan. Saya ambil antibiotiknya saja karena toh belum tentu mual. Nanti saja kalau ternyata mual saya beli anti mual yang lain. Jadi kalau dihitung, ternyata untuk anti biotiknya saja, dengan obat generik saya berhemat 90% lebih!

Mulai sekarang, kalau ke dokter dan diberi resep, saya pasti akan tanya dulu ini obat apa dan apakah ada generiknya. Kalau ada generiknya, dan fungsinya sama saja, kenapa harus pakai yang mahal? Saya sungguh tidak mengerti kenapa dokter itu kasih saya obat semahal itu, mungkin tampang saya tampang bos kali ya :mrgreen:

Tapi gara-gara ini saya sempat punya pikiran negatif, apakah dokter mendapatkan sesuatu / reward kalau berhasil menjual obat yang mahal? Ah.. mudah-mudahan saja tidak, semoga dia memang berpikir bahwa obat itu bagus untuk pasiennya tanpa memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

Selalu Tanyakan Obat Generik

Tidak ada komentar: