Selasa, 30 Desember 2014

isnuansa dot com: Catatan Dari #ArisanIlmu Kolaborasi @Emak2Blogger dan @idblognetwork

isnuansa dot com: Catatan Dari #ArisanIlmu Kolaborasi @Emak2Blogger dan @idblognetwork


Catatan Dari #ArisanIlmu Kolaborasi @Emak2Blogger dan @idblognetwork

Posted: 30 Dec 2014 09:28 AM PST

Pokoknya kece abis lah Kumpulan Emak Blogger (KEB) itu. Kece foundernya, kece makminnya, kece-kece anggotanya dan pastinya kece juga programnya. Dari yang awal banget bikin workshop buat hijabers, trus ada kelas online juga membahas beberapa tema, punya gelaran Srikandi Blogger, dan sekarang (rencananya paling tidak sampai satu tahun ke depan) setiap bulan konsisten ngadain #ArisanIlmu.

#ArisanIlmu ini sudah 2 kali diadain. Bertempat di kantornya Idblognetwork, dihadiri oleh sekitar 20-30 anggota KEB. Yang bukan anggota KEB gimana? Maaf ya, belom boleh ikutan. Kalau tertarik, gabung ke KEB aja dulu ya. *iklan dikit* Acara #ArisanIlmu pertama tema yang dibahas “Branding Through Social Media” oleh Mamah Wiwik Wae, dan yang kedua ini adalah “Etika Job Review” oleh…. saya sendiri! :mrgreen:

Yang seru, acaranya dari anggota untuk anggota. Nggak ada sponsor, nggak dapet gudibek, dan nggak dapet makan karena pesertanya potluck (bawa makanan masing-masing). Jadi yang sekarang hobinya dateng ke acara kalo ada gudibeknya doang, nggak cocok deh kayaknya ke #ArisanIlmu. Dan yang bikin saya seneng, karena peserta kali ini bukan yang lu-lagi-lu-lagi. Berbaginya jadi berasa makin puas, karena yang ‘baru di dunia job review‘ juga bisa dapet ilmunya, jadi bukan sekedar kongkow-kongkow-cantik doang.

Arisan Ilmu (Irma Susanti)

Pas saya sampai ruangan, sudah dinanti sama Mak Ketua Kelas yang stand by di depan projector, dan saya nggak bawa softcopy materi dooong! Soalnya saya bikin di komputer kantor dan lupa nggak di-save di flashdisk. Hawa liburan gini, males kan ya, kalau harus ngetik ulang. *alesan* Untungnya masih ada bagian yang sudah di-print. Jadi ya itu aja dibagiin ke temen-temen.

Serius di Arisan Ilmu

Yang saya ceritain kayaknya lebih banyak ke soal gimana cara bikin rate card, trus apa aja isinya surat perjanjian kerja saat nerima job review dan contoh invoice buat nagih ke klien atau agency *endus-endus bau duit* dibandingin ke masalah pokoknya: etika job review, deh. #lhah

Pertanyaan awalnya sudah pasti; “Bagaimana supaya blog bisa mendapatkan job review?

Tentu saja tidak mudah. Saya sendiri yang sudah menulis di blog sejak 2005, baru mendapatkan kepercayaan menulis sebuah produk dan dibayar pada tahun 2010.

Supaya bisa dapet job review, kita perlu membangun blog kita supaya memiliki personal branding yang baik. Jadi ya ada hubungannya juga dengan materi personal branding yang bulan lalu disampaikan Mamah Wiwiek. Kita ingin dikenal sebagai blogger yang seperti apa. Niche blog kita apa? Desain blog-nya apakah terlihat profesional, atau masih acak-acakan? Ya nggak harus beli premium theme seperti Genesis juga sih, theme gratisan tanpa diedit seperti milik saya ini juga sudah cukup, kok. Pokoknya, secara keseluruhan blognya tampil menarik aja, baik tampilannya, maupun isinya.

Yang terpenting tapi justru sering dilupakan, adalah menuliskan kontak kita di halaman blog. Letakkan di tempat yang mudah ditemukan seperti di sidebar, atau di About (Tentang Saya). Dari email yang kita pasang di blog itulah tawaran ‘pekerjaan‘ seringkali datang menghampiri. Tentu saja sering-sering cek folder spam ya. Signature-nya anak agency ini terkadang mengandung beberapa link ke website dan social media, sehingga terdeteksi sebagai spam.

Selain menempatkan kontak di blog, membagikan kontak di pertemuan offline juga terkadang sama manjurnya. Orang-orang sih bilang, jalin networking. Bikin kartu nama blogger (jangan kalah sama Diana, ya!). Kalau ada event atau gathering atau acara apa saja yang berhubungan dengan aktivitas ngeblog, boleh lho, membagikan kartu nama kita jangan cuma cetek berharap gudibeknya. Sambil secara santai bilang, “Mbak/Mas, kalau ada yang bisa saya kerjakan, jangan sungkan ngontak ya.” Berikan senyum paling manis saat itu ya.

Tentunya, sambil terus memperbaiki peringkat blog kita secara perlahan. Analogi yang bisa dipakai menurut saya sih, oplah koran dan rating acara televisi ya. Rate pasang iklan di Kompas akan beda dengan koran lokal semacam Solo Pos, kan? Begitu juga di blog ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan blognya Diana Rikasari. *uhuk* Biar bagaimanapun, brand beriklan agar dibaca orang. Beberapa nilai statistik yang menentukan adalah page rank, alexa rank, dan data dari Google Analytics semacam total visits per month, total unique visitors per month, total page views per month dan average time on site.

Dukungan social media yang kita miliki juga udah kayak satu paket dengan blog. Kita bisa menonjolkan follower twitter, jumlah like fanpage Facebook, follower instagram, Google+ dan sebagainya. Postingan blog saya selalu terhubung dengan social media yang saya miliki. Meskipun hanya sebagian kecil saja (di kasus saya) pembaca blog ini yang datang dari social media, tetapi cukup membantu, kok. Dan masing-masing social media juga bisa berdiri sendiri-sendiri, mendapatkan pekerjaannya masing-masing, lho. #eaaa

Nah, setelah mendapatkan job review, etikanya sendiri seperti apa?

Saya memberikan sebuah contoh seorang yang pernah menuliskan bahwa dirinya takut terbang. Tetapi karena ada maskapai yang lagi butuh banyak blogger buat nulis, tawaran itu diambil. Kira-kira, bagaimana? Menerima job review tentunya juga harus disesuaikan dengan image dan branding yang selama ini dibentuk. Jangan melenceng terlalu jauh, apalagi bertentangan.

Selanjutnya soal etika ‘memberitahu‘ pembaca bahwa kita menerima bayaran dalam menuliskan postingan itu. Saya memilih memasukkan tulisan ke dalam kategori advertorial. Tapi ya terkadang banyak juga yang protes setelah selesai membaca, kok, iklan? Padahal sejak di bagian teratas sudah jelas tertera kategorinya apa. Membedakan jenis tulisan antara tulisan biasa dengan iklan ini lebih mengikuti ke etika jurnalistik sih, sebenernya.

Etika selanjutnya, tidak mengambil pekerjaan menulis dari brand kompetitor pada saat yang bersamaan. Biasanya ini sudah tercantum dalam surat perjanjian kerja. Disebutkan di dalamnya bahwa pada periode campaign antara tanggal sekian hingga sekian, dilarang menerima pekerjaan dari brand kompetitor. Oh iya, surat perjanjian kerja yang akan kita tanda tangani ada baiknya dibaca secara teliti pasal per pasal ya, jangan sampai melanggar hanya karena kita nggak tahu ada pasal tersebut, padahal sudah tanda tangan di atas materai.

Trus, jangan lupa ya, bikin laporan tertulisnya. Saya sendiri sudah pernah khusus menulis tentang hal ini untuk group KEB. Cabcus ke group ya buat baca. (Maaf, yang bukan anggota KEB nggak bisa baca tulisannya.) Khusus tentang laporan ini, saya punya pengalaman, temen agency curhat: “Blogger lain di campaign ini nggak ngerti, Mbak, cara ngambil screenshot analytics seperti yang Mbak kirim.” Ujungnya tahu kan? Teman itu lagi dan lagi dan lagi ‘membagikan’ pekerjaannya ke saya.

Kalo laporannya udah, udah deh, tinggal tunggu bayarannya aja.  Sejauh pengalaman saya, semuanya pasti akan dibayar. Tapi, yes!, beberapa kasus memang harus menunggu cukup lama. Ada yang perlu waktu hingga 4 atau 6 bulan. Tentu saja, yang sangat cepatpun juga ada. Yang kasih DP juga ada. Yang bayar lunas di depan juga ada. Yang selesai publish dibayar juga ada. Secara rata-rata, maksimal 45 hari setelah selesai masa campaign.

Buat yang baru pertama kali, meskipun deg-degan, takut nggak dibayar, sebaiknya ya nggak usah berkali-kali tanya sebelum memang waktunya untuk dibayarkan terlewati ya. Brand atau agency mungkin akan maklum, tapi kalau kita ‘menghantui’ mereka, ya bisa merasa terganggu juga, kali ya…

Beberapa pertanyaan muncul di #ArisanIlmu kali ini, seperti: “Saya sudah pernah menulis review sebuah restoran. Tulisannya sangat banyak yang baca. Tapi setelah tahu banyak yang baca, saya malah kemudian muncul pikiran semacam tidak ikhlas karena saya tidak memperoleh bayaran apa-apa.”

Saya menjawab, sebaiknya pemikiran seperti itu justru dijauhkan jika kita merasa seorang blogger yang niat awalnya untuk berbagi. Pintu rejeki itu datangnya bisa dari mana saja yang mungkin tidak kita kira sebelumnya. Setiap kali menulis tetaplah berikan yang terbaik, itu semua adalah portofolio buat kemampuan menulis kita. Justru tulisan yang ramai pembacanya itu nanti bisa kita tunjukkan sebagai bukti, ketika ada brand atau agency yang sedang PDKT sama kita. “Ini lho, contoh tulisan saya. Yang baca sudah sekian ribu orang. Komentarnya juga positif, karena tulisan saya bisa jadi referensi dan pertimbangan dalam membuat keputusan apakah akan mengunjungi restoran tersebut atau tidak.”

Saya juga punya contoh nyata. Saat saya membeli breast pump, tanpa ada yang minta, dan tanpa bayaran, saya menuliskan reviewnya. Saya tak berharap apa-apa. Siapa yang bakalan menyangka sekitar satu setengah tahun kemudian, brand yang sama memberi saya soymilk maker untuk direview? Kasus saya kebetulan brand-nya sama. Tapi saya yakin, kalau konsisten mereview restoran, misalnya, bakalan banyak pula restoran yang ‘ngajakin mampir’ buat nyobain makanannya.

Pertanyaan lainnya adalah: “Jika kita telah menulis job review, bagaimana supaya tulisan tersebut banyak yang membaca?”

Blogger yang menerima job review, sama seperti dengan pekerjaan lainnya, tentu juga tidak lepas dari tanggung jawab. Jika telah disebutkan dalam brief sebelumnya, misalnya goalnya adalah jumlah pembaca minimal sekian, atau yang submit cerita sekian, ya dengan sepenuh hati kita laksanakan. Bagikan link tulisan blog melalui sosial media yang kita miliki. Facebook fanpage, twitter, group-group yang sesuai yang kita ikuti, atau lewat Google+. Inilah juga pentingnya, bahwa social media juga ‘satu paket’ yang mendukung blog kita. Buat blogger yang social medianya belom begitu aktif, ini juga salah satu PR ya… ;-)

Hmmm, kayaknya segini dulu ya, yang bisa saya inget. Tolong diluruskan kalo ada yang salah kakak-kakak bloher yang lebih pengalaman, siapa tau ada yang baca tulisan ini. Kalau masih ada pertanyaan, boleh juga diisi kolom komentar di bawah yaaa~

Arisan Ilmu (Mira Sahid)

#ArisanIlmu jadi penutup tahun yang cantik buat saya. Seneng banget bisa berbagi ilmu walaupun masih seupil. Dan akhirnya, namapun juga blogger ya, Mak. Nggak lengkap kalau nggak narsis. Jadi, sebelum berpisah ya nggaya dulu di depan kamera. Lumayan kan, bisa buat bahan apdet blog yang bukan tulisan berbayar. Hehehehe! Sampai ketemu di #ArisanIlmu berikutnya ya. Tahun depan bakalan diadain di Bandung tanggal 18 Januari 2015. Temanya masih dirahasiain sama Makpon. Ikutan yaaa, Mak!

The post Catatan Dari #ArisanIlmu Kolaborasi @Emak2Blogger dan @idblognetwork appeared first on isnuansa.com.

Tidak ada komentar: