INIJIE.com update (in this message: 4 new items) |
- Enjoying a cup of coffee is like falling in love; you can’t rush it.
- 7 Alasan Mencintai Street Food Indonesia
- The Secrets of Candid Style Food Photography
- Shangri-La Jamoo, Thai Food Sensation
Enjoying a cup of coffee is like falling in love; you can’t rush it. Posted: 04 Jun 2013 11:18 PM PDT
Related Posts :Find my delicious writings on INIJIE.com |
7 Alasan Mencintai Street Food Indonesia Posted: 07 May 2013 02:11 AM PDT Hai Initialers.. Sebelum nulis postingan ini tadi sarapan Sego Jagung atau Nasi Jagung dalam Bahasa Indonesia. Sarapan street food ala Surabaya yang murmernyus. Murah meriah maknyus hehe.. Omong-omong soal street food, banyak yang bilang street food Indonesia mulai terpinggirkan. Jadi anak tiri dirumah sendiri. Kalah sama makanan ala mall yang lebih necis. Walau jarang tampil di blog, aku sendiri sering jajan 'nyetreet' *ya bisa dilihat dari bentuk tubuh yg udah bulet kayak pempek ini* Beberapa street food khas Indo sempat jadi barang langka. Sebut aja Kerak Telor atau Semanggi Surabaya. Untungnya saat ini sudah mulai kembali berjaya karena mulai tumbuhnya kesadaran kuliner kita. Para icon kuliner Indonesia seperti Pak Bondan Winarno, Om William Wongso dan Mas Arie Parikesit termasuk yang paling getol mempromosikan street food Indonesia agar menjadi raja di negeri sendiri. Indonesian Street Food, Why?Kenapa sih kita mesti (kembali) cinta sama street food Indonesia? Well, aku bukan komentator politik yang pandai beretorika. Mendingan aku sarikan dari pengalaman pribadiku sebagai tukang makan ya
Makanan Kaki Lima, Mindset Bintang LimaOke kita semua sudah kompak mengangguk setuju kalau street food Indonesia layak dicintai, dinikmati dan dilestarikan. Tapi masih ada kendala yang bikin street food masih susah jadi raja di negeri sendiri. Kendala yang sering kita lihat misal, dari segi kebersihan. Ada pendapat yang berseberangan yg bilang kalau street food itu jangan terlalu bersih, ga afdol makannya. Tapi menurutku, dengan memperhatikan aspek hygiene maka street food kita bisa step up. Lebih mudah diterima segala lapisan konsumen. Kedua, mindset penjual. Ada beberapa oknum penjaja street food yang kurang etis dalam berdagang. Misal menggunakan bahan pemanis berlebihan karena gula lebih mahal. Contoh lain, buka lapak tidak konsisten. Buka dan tutup tergantung 'mood' yg jualan hehe.. Akhirnya pembeli jadi tidak loyal dan tidak kembali lagi. Solusinya.. Hmm aku mau nyebut peran pemerintah, tapi nanti jadi klise hehe.. Awal yang baik bisa dari komunitas. Bisa membentuk komunitas street food Indonesia supaya memberikan edukasi buat para 'backbone' street food kita. Selain itu bisa membantu permodalan juga supaya bisa scale up usaha maknyusnya. Komunitas duitnya dari mana? Bisa dari menggandeng sponsor, aku 101% yakin banyak company bersedia melakukan CSR disini. Mulai dari brand kuliner hingga perbankan. Kedua, komunitas online baik dari blogger maupun komunitas/klub2 pecinta makanan supaya lebih giat lagi bikin blog post maupun acara2 bertema street food. Dengan cara2 ini sebenarnya kita secara tidak langsung juga melakukan 'klaim' terhadap budaya kuliner Indonesia.. Step to Higher LevelAku kagum dengan Pak Iwan 'Combro', salah satu icon pengusaha kuliner Indonesia. Beliau sukses membawa street food ke tingkat yg lebih tinggi. Melalui jaringan pujasera konsep 'Peranakan' yang ia miliki, beberapa street food Indonesia bisa mendapat positioning yang baik. Street food seperti Bubur Madura misalnya, diberi stan yang bagus, sistem pengaturan bahan baku yang baik dan dibuat agar lebih higienis –bebas serangan lalat seperti di Pasar Atum Lho, street food kok makan di Pujasera? Ambiencenya cocok ga? Bisa dong. Buktinya Singapore dan Malaysia sukses membawa Char Kuey Teow dan Ice Cendol di mall dan foodcourt. Ini yang namanya 'step up'. Tidak meninggalkan akarnya, tapi improve agar bertumbuh. Membawa street food ke arena yang baru. Bukan bersaing tapi beriringan harmonis dengan jenis cuisine lain. Masih banyak PR sih supaya street food Indonesia bisa semakin berkibar. Oya, nanti World Street Food Congress 2013 bakal diadakan di Singapore. Semoga Jie bisa datang dan serap banyak ilmu disana buat dibawa ke Indonesia yah..
Fans Berat Kue Rangin,
Related Posts :Find my delicious writings on INIJIE.com |
The Secrets of Candid Style Food Photography Posted: 01 May 2013 02:56 AM PDT Akhir2 ini laris pertanyaan meluncur ke inbox ku soal teknis Food Photography. Mulai dari milih kamera, lensa, angle sampe gaya shooting. Gimana sih rahasianya shooting gaya INIJIE? Kalau ngomong gaya atau style.. harus diperjelas dulu nih, gaya yang mana? Gaya dada, gaya kupu2, gaya batu? #eh Gaya shoot INIJIE sendiri bermetamorfosis seiring usia pengalaman. Orthodox GenreAwal belajar food photography, masih textbook dong. Manut hukum rule of thirds. Biar aman taruh point of interest di depan, kemudian background sebagai 'pelengkap penderitaan' dibikin blur (bokeh). Untuk commercial shot alias foto 'jualan', resep ini masih kupegang teguh sampai sekarang. Gimana menurut kamu tentang foto diatas? Oh iya tentu saja bagus *kampret lu Jie, tanya kok dijawab sendiri!* Serius: Foto-foto ini cocok buat commercial shoot. Komposisi dan point of interest jelas, tapi terkesan staged atau diatur.. Let's try something different.(...) Find my delicious writings on INIJIE.com |
Shangri-La Jamoo, Thai Food Sensation Posted: 26 Apr 2013 07:00 PM PDT Please don't argue with me, Shangri-La Jamoo is the best hotel buffet in Surabaya. Beberapa kali kesana pas ada acara, belum pernah bikin aku patah hati. Apalagi pas Natal, semua dessert warna warni + Turkey jadi target santapan wajib. Barusan baca di tweet temen ada spesial menu Thailand di Jamoo. Jadi ada duo Chef Thailand diimpor buat masak di dapur Jamoo sampe 5 Mei 2013 nanti. Secara di Surabaya resto Thai pada bertumbangan, akhirnya gw bareng Renny niat banget coba racikan 2 chef ini.(...) Find my delicious writings on INIJIE.com |
You are subscribed to email updates from INIJIE.com - Food and Travel Blog To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar